-->



Diduga Dianiaya Papam Perkebunan, Pria ini Tewas di Pinggir Sungai

Sabtu, 14 Oktober 2023 / 17:32
Dianiaya Papam Perkebunan : Diduga dianiaya oleh Papam perkebunan saat hendak mencuri, pria asal Kabupaten Langkat, ditemukan tewas di pinggir aliran sungai Batang Serangan, Rabu (11/10/2023). (Foto: Humas Polres Langkat/e-news.id).


e-news.id 

Langkat - Diduga menjadi korban penganiayaan Pasukan Pengaman (Papam) atau scurity perkebunan sawit, seorang pria asal Kabupaten Langkat, ditemukan tewas di pinggir aliran sungai Batang Serangan, Sabtu (14/10/2023).

Korban, diketahui bernama Sungguh Satria Situmorang (33). Dia tercatat sebagai warga Dusun Rumah Sekolah, Desa Namo Sialang Kecamatan Batang Serangan, Langkat.


Sungguh Satria Situmorang, ditemukan tewas oleh warga sekitar dengan sejumlah luka di tubuhnya. Berdasarkan informasi yang berhasil dirangkum e-news.id, saat pertama ditemukan, tubuhnya sudah ditutupi dengan pelepasan daun sawit.

Masih berdasarkan informasi yang dihimpun awak media e-news.id, termasuk dari pihak kepolisian Polres Langkat. Sebelum ditemukan tewas di pinggir sungai, pria itu bersama-sama dengan temannya memasuki area PTPN II Kwala Sawit, pada Rabu 11 Oktober 2023 malam kemarin.


Diduga, korban hendak melakukan aksi pencurian buah sawit di areal malam itu. Namun, belum lagi niatnya kesampaian, Sungguh Satria Situmorang dan temannya ketahuan oleh Papam perkebunan dan dikejar hingga ke pinggiran sungai.
Bersambung>>
[cut]
Dianiaya Papam Perkebunan : Diduga dianiaya oleh Papam perkebunan saat hendak mencuri, pria asal Kabupaten Langkat, ditemukan tewas di pinggir aliran sungai Batang Serangan, Rabu (11/10/2023). (Foto: Humas Polres Langkat/e-news.id).


Hal itu, seperti yang disampaikan oleh Kapolsek Padang Tualang AKP Sutrisno, melalui Kasubag Humas Polres Langkat AKP Yudianto. Kepada awak media dirinya mengatakan sebelum ditemukan tewas, korban sempat dikejar oleh pihak secuirity perkebunan.

"Korban dan rekannya pada malam itu sedang beraksi namun diketahui oleh pihak perkebunan sehingga di kejar-kejar, dan akhirnya berhasil melarikan diri dari kejaran petugas kebun," kata AKP Yudianto kepada e-news.id, saat dikonfirmasi via sambungan seluler miliknya pada Jumat 13 Oktober 2023 kemarin.


Dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, lanjut AKP Yudianto, awalnya pihak keluarga tidak bersedia dilakukan autopsi. Namun, setelah mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian, bahwa terdapat indikasi perbuatan pidana, maka keluarga menyetujuinya.

"Jadi awalnya keluarga gak mau diautopsi, tapi setelah kita jelaskan, akhirnya bersedia. Dan saat ini jenazah korban sudah di bawa ke RS Bhayangkara di Medan, untuk kepentingan pemeriksaan secara mendalam terkait penyebab kematian korban," terangnya. (RFS).
Komentar Anda

Terkini